Pertama Di Sumatera Utara. Bisnis Kroto Semut Rangrang Punya Pasar Nasional

USAHA KROTO RANGRANG : Muhammad Noor Nasution menunjukan budidaya semut rangrang (semut angkrang) di kediamannya di Jalan Bukit Antara Kelurahan Rantau Laban Kota Tebingtinggi

Pertama Di Sumatera Utara

Bisnis Kroto Semut Rangrang Punya Pasar Nasional

TEBINGTINGGINEWS- Bagi penggemar kicau burung sudah pasti mengenal jenis makanan apa yang bisa membuat kicau burung peliharaannya bisa bersuara merdu, yakni kroto semut rangrang.

Tapi masih jarang yang tahu bahwa budidaya semut rangrang atau yang biasa di sebut semut angkrang merupakan salah satu bisnis rumahan yang sangat menjanjikan karena hasil produksinya berupa larva (kroto) merupakan salah satu makanan burung kicau yang paling berkualitas.

Banyak para kicau mania lebih memilih kroto sebagi makanan pendongkrak stamina burung agar lebih rutin bernyanyi, selain itu larva semut ini juga di gunakan sebagai umpan untuk memancing khususnya di lokasi-lokasi pemancingan.

Di Kota Tebingtinggi, peluang bisnis rumahan itu saat ini sedang digeluti Muhammad Noor Nasution (51) warga Jalan Bukit Antara Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan.

Saat di temui di kediamannya, Kamis sore (12/3/2015), pria yang kesehariannya bekerja sebagai pegawai negeri di Kecamatan Rambutan ini menceritakan pengalamannya dalam membudidayakan semut rangrang atau semut angkrang.

Cara budidaya kroto semut rangrang ini menurutnya cukup mudah dan tidak memakan tempat yang luas, bahkan usaha ini bisa menjadi bisnis sampingan untuk menambah penghasilan. “Belum banyak yang tahu kalau saat ini harga kroto sangat mahal sekali dan sangat sulit kita temukan, bahkan beberapa kicau mania rela membeli kroto yang harganya mahal demi burung kesayangan mereka,”jelas Muhammad Noor.

Cara ternak budidaya semut angkrang untuk menghasilkan kroto, Muhammad Noor mengaku hanya menggunakan media toples dan untuk memulai usaha pembudidayaan semut angkrang ini, dia hanya bermodalkan 30 toples semut angkrang, sedangkan untuk pengadaan bibit semut diperolehnya dari seorang pengusaha bibit semut angkrang asal Provinsi Jambi dengan harga Rp55 ribu per toples yang berisi ratusan ekor semut produktif penghasil kroto.

Dengan ketekunan dan kesabarannya, kini Muhammad Nasution telah menghasilkan ratusan toples berisi semut angkrang produktif. Untuk menghasilkan produksi kroto yang berkualitas, dirinya terpaksa harus merogoh isi kantongnya sebagai tambahan modal biaya pembuatan kandang pemeliharaan agar lebih mudah mengontrol dan merawat semut-semut selama pembudidayaan dan masa-masa produksi.

Untuk menghasilkan satu kilogram kroto, Muhammad Noor Nasution menjelaskan dibutuhkan semut sebanyak 25-30 toples dan semut betina akan menghasilkan telur dan telur akan menjadi larva, setelah 21 hari usia larva atau kroto perkoloni adalah masa yang paling baik untuk memanen.

Karena bila sampai 30 hari maka larva akan menetas menjadi semut muda. “Setelah bertelur nantinya para semut pekerja ini akan berpindah sendiri ke dalam toples dan memproduksi telur kembali,”terangnya.

Untuk pakan semut rangrang, Muhammad Noor Nasution memberi koloni semut-semut tersebut dengan ulat hongkong. Biasanya makanan semut rangrang ini berupa serangga mati, seperti kecoak mati atau jangrik mati, kira kira selang satu hari kemudian para semut rangrang ini akan membuat sarang alami pada toples tersebut, dan jangan lupa sediakan juga makanan dan minuman dalam toples tersebut. Selain makanan favorit semut angkrang, di setiap rak disediakan juga air gula.

Disinggung tentang pemasaran telur semut atau kroto, Muhammad Noor mengaku menjual hasil produksinya ke peternak burung atau kicau mania yang ada di kawasan Sumatera Utara. “Biasanya para kicau mania lebih menyukai kroto yang masih segar atau baru di panen, hampir semua para pecinta burung kicau membutuhkan kroto sebagai makanan untuk burung peliharaan mereka,”cetusnya.

Dia juga mengirim kroto hasil produksinya ke Jambi dan Jakarta sesuai dengan pesanan dengan harga Rp150 ribu perkilonya. Untuk mengembangkan usahanya terlebih dalam hal pemasaran kroto, Muhammad Noor Nasution telah bergabung dengan sebuah asosiasi pengusaha kroto asal Bogor dan Jakarta. (Pian)