AKSI: Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gempa melakukan aksi di depan Kampus Al Hikmah Jalan Rao Kota Tebingtinggi.
TEBINGTINGGInews- Sebanyak lima orang yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Peduli Al Hikmah (Gempa) meminta pihak yayasan Perguruan Islam Al Hikmah Sekolah Tinggi Tarbiyah (STIT) jangan melakukan pembohongan publik.
Gempa sangat menyayangkan dan kecewa kepada Al Hikmah yang terindikasi melakukan kecurangan untuk mengeruk rupiah walaupun dengan cara pembohongan publik. Selama ini pihak Al Hikmah tidak pernah mengatakan dan memberikan penjelasan terhadap para calon mahasiswa dengan status kelas Ekonomi.
“Kami meminta pertanggung jawaban Al Hikmah atas kerugian yang dirasakan oleh mahasiswa ekonomi atas pembohongan publik ini,”terang Kordinator aksi, Muhammad Haviz Albukhori didepan Kampus Al Hikmah Jalan Rao Tebigtinggi, Senin sore (16/3/2015) sekira pukul 15.00 WIB.
Gempa meminta agar kebijakan sepihak untuk memindahkan mahasiswa ekonomi ke Medan dan hanya satu hari dalam satu bulan dibatalkan, karena tidak memenuhi persyaratan sebagai sarjana S1. Gempa juga meminta ketransparan keuangan Al Hikmah karena adanya indikasi uang mahasiswa tidak digunakan untuk pembangunan kampus dan pengadaan sarana dan prasarana kampus.
“Sesuai surat ederan Dirjen Pendidikan Tinggi tanggal 27 Februari 2007 dijelaskan bahwa penyelenggara pendidikan tinggi model kelas jauh telah dilarang dari tahun 1997 karena kualitas penyelenggaraan dan lulusannya tidak dapat dipertanggung jawabkan serta izajah yang dikeluarkan tidak sah,”jelasnya.
Aksi mahasiswa tersebut sempat berunjung anarkis dimana mereka hendak merusak pagar depan kampus dengan cara mendorong. Melihat aksi mahasiswa yang sudah melewati batas, Pembina yayasan Al Hikmah, Rosidah Munthe langsung keluar dan mengusir puluhan mahasiswa yang melakukan aksi dengan cara mengungkit permasalahan mahasiswa yang tergabung dalam Gempa.
“Kalian jarang masuk kuliah. Satu tahun tidak membayar uang kuliah dan selalu membuat onar. Sedangkan dia ( Haviz Albukhori) itu tidak mahasiwa jurusan ekonomi tetapi jurusan Tarbiyah. Mengapa dia yang recok, sementara mereka yang jurusan ekonomi tidak keberatan,”jelasnya dengan keras.
Sempat Rosidah akan memanggil orang tua mereka karena melihat aksi mahasiswa tersebut. Mendengar perkataan Rosidah, semua mahasiswa yang melakukan aksi langsung spontan kabur membubarkan diri. “Sudah capek kami membinanya, dari kuliah masuk disini, Haviz sering kami bantu, dia masih semester dua. Sampai masuk kuliah disini tanpa izajah,”terang Rosidah yang mengungkapkan, Haviz tersebut masih keluarganya. (pian)
0 comments:
Post a Comment